Dikte Bacadi Bersemi Kembali: Peran Komunitas Buku Beranjak di Kawasan
Di tengah gempuran modernisasi digital, minat terhadap praktik literasi tradisional seperti ‘Dikte Bacadi’ di kawasan tertentu mulai meredup. Namun, secercah harapan kini muncul berkat inisiatif Komunitas Buku Beranjak yang bertekad menghidupkan kembali warisan penting ini.
‘Dikte Bacadi’ bukan sekadar latihan ejaan, melainkan sebuah tradisi yang memadukan keterampilan membaca, menulis, dan menyimak secara komprehensif. Ia adalah fondasi penting dalam membangun pemahaman bahasa, kepekaan literer, serta jembatan penghubung dengan warisan budaya lisan dan tulis. Praktik ini melatih fokus, ketelitian, dan kemampuan mengolah informasi auditori menjadi bentuk tulisan.
Melihat potensi besar ini, Komunitas Buku Beranjak tidak tinggal diam. Mereka aktif menggelar serangkaian lokakarya interaktif, sesi membaca bersama, dan kompetisi dikte yang dikemas secara menarik. Dengan melibatkan berbagai usia, mulai dari anak-anak hingga dewasa, komunitas ini berupaya menumbuhkan kembali kecintaan terhadap bahasa dan proses literasi yang mendalam.
Upaya ini bukan sekadar melestarikan sebuah praktik, melainkan juga memperkuat fondasi literasi masyarakat. Dengan semangat kolaborasi, Komunitas Buku Beranjak membuktikan bahwa buku dan kegiatan literasi tradisional dapat menjadi jembatan vital untuk membangun generasi yang lebih cakap berbahasa, kritis, dan menghargai kekayaan budaya. ‘Dikte Bacadi’ pun kembali bersemi, memberikan harapan baru bagi dunia literasi di kawasan tersebut.