Bumi Tercekik, Konflik Mencekik: Dampak Daya Dukung Alam pada Warga Lokal
Daya dukung lingkungan (DDK) adalah batas kemampuan alam untuk menyediakan sumber daya dan menyerap limbah tanpa mengalami kerusakan permanen. Ketika tuntutan manusia melampaui batas ini, gesekan dan konflik tak terhindarkan, terutama bagi publik lokal yang hidupnya sangat bergantung pada ketersediaan alam.
Keterbatasan air bersih, lahan subur, atau sumber daya hutan yang kian menipis menjadi pemicu utama. Perebutan akses atas sumber daya vital ini seringkali memicu sengketa antara masyarakat adat, petani, nelayan, hingga dengan pihak industri atau pemerintah yang membutuhkan lahan dan air dalam skala besar. Pertumbuhan penduduk, eksploitasi berlebihan, dan perubahan iklim memperparah kondisi, membuat sumber daya makin langka dan kompetisi makin sengit.
Dampaknya pada publik lokal sangat nyata: mata pencarian terancam, kemiskinan meningkat, struktur sosial retak, dan munculnya ketegangan antarkelompok atau bahkan kekerasan. Akses terhadap pangan dan air bersih berkurang, memicu masalah kesehatan dan kerawanan sosial. Bahkan, tak jarang konflik ini memaksa warga untuk bermigrasi, meninggalkan tanah leluhur mereka demi mencari penghidupan yang lebih layak, menciptakan masalah baru di daerah tujuan.
Konflik akibat daya dukung alam bukanlah masalah sepele. Ini memerlukan pendekatan holistik yang mengutamakan pengelolaan sumber daya berkelanjutan, keadilan akses, dan partisipasi aktif masyarakat dalam setiap pengambilan keputusan. Tanpa solusi yang tepat, bumi yang tercekik akan terus melahirkan konflik yang mencekik kehidupan manusia.





